Banyak keluarga dan pendidik anak usia dini menekankan perkembangan sosial selama masa kanak-kanak awal atau tahun-tahun prasekolah. Aspek-aspek perkembngan sosial emosional anak-anak prasekolah dapat menjadi bagian integral dari perkembangan area lainya, seperti perkembangan aspek kognitif dan perkembangan motorik.
a) Elemen-elemen Sosial dari bermain dan implikasinya pada pendidikan
Dalam bermain anak mengalami perubahan dari permainan solitair, parallel, sampai kepermainan asosiatif. Dari bermain anak belajar sejumlah peraturan social.
b) Otonomi dan inisiatif yang berkembang, serta implikasinya pada pendidikan
Anak pada masa kanak-kanak awal menurut perkembangan psikososial Erikson berada pada tahap perkembangan otonomi vs rasa malu dan ragu-ragu, serta perkemnbangan inisiatif vs rasa bersalah.
c) Perasaan tentang diri (self) dan implikasinya pada pendidikan
Perkembangan self diawali dari perasaan diri secara fisik seperti ‘saya adalah anak perempuan’, ‘saya berambut panjang ‘, kemudian berkembang menjadi perasaan diri yang lebih bersifat psikologis, seperti ‘saya pandai meklompat’, ‘saya disenagi orang banyak’.
Perkembangan self yang baik akan meningkatkan self-esteem yang positf anak yang memiliki self-esteen positif akan lebih berprestasi, lebih percaya diri dan lebih mandiri serta ramah.
d) Hubungan teman sebaya,serta implikasinya pada pendidikan
Anak yang popular terbukti memiliki keterampilan social yang lebih tinggi disbanding anak yang populer. Anak yang populer terlibat dengan hubungan teman sebaya yang lebih kompleks,dan hal ini lebih menguntungkan dan mengingatkan lagi bagi perkembangan kognitifnya.
e) Konflik social, serta implikasinya pada pendidikan
Anak-anak yang mengalami konflik dan mampu mengatakan secara verbal akan mencoba menyelesaikan konfliknya dengan kekuatan fisik. Oleh karena itu belajar mengatakan perasaannya untuk menyelesaikan konfllik secara verbal menjadi hal yang sangat penting bagi anaka pada masa kanak-kanak awal.
f) Perilaku prososial, dan implikasinya pada pendidikan
Perilaku prososial dapat berkembang apabila anak diajarkan untuk berfikir dengan cara sudut pandang orang lain, hal ini dapat diperoleh melalui permainan pura-pura.
g) Ketakutan-ketakutan anak beserta implikasinya pada pendidikan
Anak-anak mengalami perkembangan emosi dari senang, marah, susah menjadi malu, kecewa dan sebagainya. Pada masa ini anak tidak perlu belajar bagaimana cara mengekspresikan emosinya, tetapi perlu belajar mengendalikannya.
h) Pemahaman gender dan implikasinya pada pendidikan
Anak masa kanak-kanak awal sering mengembangkan stereotipi tentang gender yang salah , seperti anak perempuan tidak boleh menjadi polisi. Pendidik mempunyai peranan penting untuk mengajarkan anak sadar akan gendernya sendiri , menentang berkembangnya stereotipi tentang gender yang salah, serta mendengar, serta mendorong anak-anak bermain secara lintas gender.
e) Konflik social, serta implikasinya pada pendidikan
Anak-anak yang mengalami konflik dan mampu mengatakan secara verbal akan mencoba menyelesaikan konfliknya dengan kekuatan fisik. Oleh karena itu belajar mengatakan perasaannya untuk menyelesaikan konfllik secara verbal menjadi hal yang sangat penting bagi anaka pada masa kanak-kanak awal.
f) Perilaku prososial, dan implikasinya pada pendidikan
Perilaku prososial dapat berkembang apabila anak diajarkan untuk berfikir dengan cara sudut pandang orang lain, hal ini dapat diperoleh melalui permainan pura-pura.
g) Ketakutan-ketakutan anak beserta implikasinya pada pendidikan
Anak-anak mengalami perkembangan emosi dari senang, marah, susah menjadi malu, kecewa dan sebagainya. Pada masa ini anak tidak perlu belajar bagaimana cara mengekspresikan emosinya, tetapi perlu belajar mengendalikannya.
h) Pemahaman gender dan implikasinya pada pendidikan
Anak masa kanak-kanak awal sering mengembangkan stereotipi tentang gender yang salah , seperti anak perempuan tidak boleh menjadi polisi. Pendidik mempunyai peranan penting untuk mengajarkan anak sadar akan gendernya sendiri , menentang berkembangnya stereotipi tentang gender yang salah, serta mendengar, serta mendorong anak-anak bermain secara lintas gender.
0 Response to "Perkembangan Sosio-emosional pada Masa Kanak-kanak Awal"
Posting Komentar